Kamis, 28 Juli 2011

Menangis

pernah dengar ga kalian?
kalo cinta pertama itu adalah hal yang paling berkesan?
nah begitu pun saya..
saya ga pernah merasa kesal ataupun benci dengan anda walau anda menolak saya.
apalagi peristiwa itu udah bertahun lamanya..
saya sayang dengan anda, sangat sayang.
ga perlu anda menangisi yang udah terjadi..
Jujur, saya memang sakit saat itu .. bahkan untuk menangis pun terasa kering air mata ini.
tapi tahu gak, itu karena saya sayang dengan anda.
air matamu lebih berharga daripada hati yang telah kau sakiti ini
aku mencintaimu bukan sementara, terbukti aku mencintaimu hingga sekarang.
tapi maaf , saya gak mau anda menyakiti saya lagi.
Lebih baik ENYAH! lah anda. pilih lelaki yang anda suka.
anda pantas mendapatkan yang lebih dari saya yang hanya punya cinta semata.


~4.r.5`~

Selasa, 14 Desember 2010

My first stories

Kakak bilang cinta
                   Cerita ini berawal saat aku masih duduk di bangku SMA, saat pertama kali aku mengenal seseorang yang mengajarkan aku apa itu Cinta. Ka Marcel, itulah nama seorang   pria yang amat berjasa dalam cerita ini, Pada awal pertemuan kita adalah sebuah ketidaksengajaan karena perkenalan kita berawal dari sebuah kejahilan kakak pembimbing saat masa orientasi dulu dan salah satu kakak pembimbing ku adalah Kak Marcel.
                                     Pada awal perkenalan aku mengira Ka Marcel adalah orang yang amat membosankan. Tapi, ternyata aku salah, Ka Marcel adalah orang yang amat asyik dan juga ia amat menghibur dan tak heran makin hari, kita semakin dekat, bahkan sangat dekat sekali. Maka tak urung jika beberapa teman ku bilang kita pacaran, tapi aku menganggap Ka Marcel hanyalah sebagai kakak ku, begitu pun sebaliknya.

                        Hubungan “adik kakak” kami amatlah romantis dan makin hari kami makin 34dekat, tapi itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba Ka Marcel menjauh dari ku tanpa sebab. Aku pun bingung kenapa ka Marcel begitu, mungkin ka Marcel sedang sibuk atau ada masalah, makanya aku diamkan dia sementara agar ia dapat waktu untuk menyelesaikan urusannya tanpa di ganggu oleh ku dan Benar saja beberapa hari yang kemudian aku SMS ke handphone dia.

            “Kak Marcel, kok sombong banget ya? Cyntia sampe ga pernah disapa atau di SMS lagi L...”
Ia pun membalas
            “Maaf ya, Cyn..  Ka Marcel lagi sibuk banget, akhir-akhir ini ka Marcel memang sedang banyak sekali kegiatan..”
                     Aku pun tak membalas SMS nya.aku kesal sekaligus heran, Bukankah ia pernah bilang akan selalu ada untukku walaupun sesibuk apapun? Kenapa ia dengan mudah mengingkari ucapannya? Mungkin masalah yang ia hadapi memang amatlah berat sehingga ia tak bisa mengabari aku. Aku pun mencoba berfikir positif dan mencoba memejamkan mata untuk melupakannya, tak berapa lama aku pun terlelap.
            Besoknya saat ku membuka Handphoneku, ternyata terdapat SMS dari Ka Marcel dan aku sangat kaget dengan SMS ka Marcel tersebut.

            “Cyntia, Jika selama ini kakak telah berbuat kesalahan maka maaf kan kaka ya? Karena selama ini kaka sadar kaka hanya membuat kamu kesal, marah dan juga bosan dengan perilaku yang hanya seperi ini, tapi satu hal yang harusnya kamu mengerti, bahwa kaka melakukan ini karena hanya untuk kebahagian kamu... kaka hanya ingin kamu tersenyum, akan atau tidak bersama kakak nantinya. Sekarang, mungkin kaka harus mengubur impian kaka.. mengubur semua angan yang telah kakak bayangkan sejak awal kita bertemu.. Cyntia, beribu alasan mungkin ga bisa melukiskan peristiwa ini sebenarnya, jadi biar waktu yang akan membisikan apa yang terjadi pada kakak, yang pasti saat ini dan sampai nanti kaka selalu menyayangi mu..”
            Dengan berlinang air mata, aku segera bergegas ke sekolah. Dalam perjalanan pun aku tak kuasa menahan pikiran buruk ku, apa yang terjadi? Kak Marcel? Ada apa?
            Sesampainya di sekolah aku langsung bergegas ke kelas dan menemui Rani, sahabatku.
            “Cyn, kamu kenapa dateng-dateng kok nangis?”
Aku pun langsung memeluk Rani sambil menunjukan sms itu.
            “Ya ampun! Ni beneran ka Marcel yang ngirim? Coba kita tanya ke ka Aldy..”
Kita pun bergegas ke Lantai 3, ke tempat kelas ka Marcel.
            “Ka Aldy !!” teriak ku saat di ambang pintu kelas ka Marcel.
Beberapa pasang mata melihat ke arahku.
            “a... ada apa nich?”
Sebenarnya aku mau mengatakan ada apa dengan ka Marcel, tapi sepertinya Ka Aldy sudah tahu apa yang akan ku ucapkan dan ia pun berkata sambil sedikit berbisik.
            “iya kaka tahu, kaka mau menjelaskannya tapi jangan disini, ikut kaka yuk..”
Kami pun beriringan jalan ke taman sekolah.
            “sebenarnya kaka disuruh ka Marcel untuk merahasiakan semua ini, tapi kaka ga tega kalo misalnya kamu berusaha sendiri untuk mengerti keadaan ini..”
Ia pun menghela nafas panjang.
            “Beberapa hari yang lalu, ka Marcel mengalami Kecelakaan yang membuat Kanker otak nya kambuh kembali...”
Pada saat itu hati ku benar-benar hancur tak terperi, namun Rani yang di samping ku mencoba menabahkanku.
            “dan seperti kata dokter, akibat kecelakaan itu.. selaput otak ka Marcel mengalami rusak parah dan kemungkinan kecil untuk sembuh dan itu berarti umur Ka Marcel.... Ga akan lama lagi...”
Hati kini benar-benar pilu mendengarnya.
            “huhh.. kamu tau siapa yang mengirim sms itu ? itu adalah kaka, tapi atas amanat Ka Marcel, karena saat ini Ka Marcel sedang Koma di rumah sakit.. dan ia amat sedang butuh kamu, tapi ia juga tak ingin kamu tahu keadaannya karena ia tak ingin melihatmu menangis dan sedih karenannya, ia hanya ingin kamu tersenyum karenanya..”
Kini, aku hanya bisa membayangkan wajahnya yang sedang berseri menatapku.
            “Jadi, kaka mohon banget sama kamu untuk memaafkan segala kesalahan yang ka Marcel lakukan..”
            “enggak ka, ka Marcel ga pernah Jahat sama aku, aku yang jahat ! aku yang ga pernah mengerti arti dari semua perhatiannya selama ini..”
Rani pun memelukku sangat erat dan mencoba menenangkanku.
            “ Besok adalah hari terakhir ka Marcel ada di indonesia, karena besok ia akan dirawat di australia.. dan sebelum ia pergi besok kaka mau menyerahkan ini...”
Tangan Ka Aldy menyodorkan sebuah Surat.
            “Kaka ga tau ini apa, tapi ini adalah milik Ka Marcel yang akan ia berikan ke kamu dan juga bingkisan ini...”
Setelah itu Ka Aldy berdiri dan melihat ke arah langit.
            “Kita sama-sama akan kehilangan sosok Marcel, tapi kita tidak akan kehilangan hatinya, jadi apapun yang terjadi padanya, ia tetap ada di hati kita...”
Kemudian Ka Ald pun beranjak, tinggalah aku dan Rani.
            “Sudahlah, Cyn.. ingat kata ka Marcel agar kamu harus selalu tersenyum, karena jika kamu menangis terus, kamu mengingkari ucapan kamu ke ka Marcel..”
Aku pun mengangguk.
Setelah sampai rumah, aku langsung ke kamarku untuk membaca surat itu.
            “Cyntia, Sebenarnya kata-kata ini ingin ku ucapkan pada awal perjumpaan kita dan makin lama ku kenal dirimu, semakin engkau meyakinkan aku bahwa aku... aku... amat mencintaimu, walaupun dirimu dan aku berbatas hanya sebagai adik dan kakak namun cinta ini tak terbataskan apa pun..
            Cyntia, Berbagai cara dan hal telah ku lakukan untuk mengisyaratkan mu bahwa aku begini karena aku amat mencintaimu. Berjuta puisi dan kata indah ku latunkan hanya untuk memberitahu mu aku ada di sampinggmu selalu dan akan selalu begitu, meski cinta mu tak akan termiliki..
            Cyntia, Andaikan ada kala satu hari ketika aku dan kamu di persatukan, aku akan berkata pada tuhan bahwa aku bahagia dan aku rela selalu disisi mu, dan aku akan meminta semoga cinta ini akan abadi, abadi dalam hidupku, sebagai wujud rasa sayangku padamu..
            Cyntia, Jika pada saat nanti aku belum juga mampu mengatakan cinta ini, aku mohon Percaya lah... begitu besar cinta ini hingga aku tak sanggu mengeluarkannnya, begitu berat dan begitu kuat ia menempel di relung hatiku..
            Cyntia, jikalau suatu hari aku tak ada untukmu lagi dan kita tak akan bertemu, aku mohon sekali kepadamu agar selalu tegar dan kuat seperti Cyntia yang ku kenal saat ini..dan karena itu aku menitikan kenangan kita pada suatu bingkisan, agar jika kamu merindukanku maka bukalah bingkisan itu..
                Bagi ku, Kebahagian abadi adalah saat aku bersamamu, melewati hari berdua dengan canda tawa.. maafkan aku bila akhirnya aku akan pergi meninggalkanmu... maaf... Cinta....ku..”
Kemudian, aku membuka bingkisan itu dan ku temui banyak potret diriku disana dan juga benda kenang-kenangan lainnya. Aku mengangkat satu foto yang ada potret ka Marcel disana dan kemudian ku kecup foto itu dan ku peluk.

Sebelum ka Marcel pergi aku telah menitipkan sebuah kenang-kenangan pada Ka Aldy, Kenang-kenangan itu berupa potret kita berdua yang ku bingkai dengan indah dan terselip surat di dalamnya, yang berisi tenteng perjalanan hubungan kita hingga sekarang.
Itulah terakhir aku melihat dia, karena sekarang ia tak pernah lagi menghubungi ku dan yang ku dengar penyakitnya berangsur sembuh meski memori dalam otaknya agak terganggu.
Begitulah akhir hubungan ku dengan ka Marcel yang begitu baik dan yang memberi tahu ku, apa yang dimaksud cinta itu.


Cinta bukanlah sebuah keegoisan, tapi cinta bagaimana kita dapat memprioritaskan hati orang lain..